Ticker

6/recent/ticker-posts

Minat Baca di Indonesia

 

Minat baca merupakan salah satu indikator utama dalam menilai tingkat literasi suatu bangsa. Literasi yang kuat akan mendorong terbentuknya masyarakat yang kritis, produktif, dan berdaya saing. Namun demikian, berbagai studi menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Ini menjadi tantangan serius bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama di era informasi dan digitalisasi saat ini.

Beberapa data menunjukkan kondisi minat baca di Indonesia berada dalam kategori memprihatinkan. Menurut hasil studi UNESCO yang pernah dikutip secara luas, Indonesia berada pada peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat baca, berdasarkan riset dari Central Connecticut State University pada tahun 2016. Sementara itu, laporan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022 menunjukkan bahwa skor rata-rata Indonesia untuk literasi membaca, matematika, dan sains mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018

Meskipun indeks kegemaran membaca versi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menunjukkan angka yang cenderung meningkat (66,7 pada tahun 2023). Rendahnya minat baca di Indonesia merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor struktural, kultural, dan ekonomi.

Selain itu akses terhadap bahan bacaan yang terbatas di banyak daerah, khususnya di wilayah pedesaan dan terpencil, akses terhadap buku dan fasilitas perpustakaan masih sangat minim dan tidak merata. Kurangnya infrastruktur membuat sulitnya memperoleh bacaan yang berkualitas dan relevan, Harga buku yang relatif mahal bagi sebagian besar masyarakat indonesia juga salah satunya

Buku-buku berkualitas, terutama yang diterbitkan oleh penerbit ternama, seringkali tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat menengah ke bawah. Ketimpangan ekonomi menjadi hambatan dalam pembentukan budaya membaca, Juga dominasi media visual dan digital perkembangan teknologi digital

Meskipun membawa banyak manfaat, Digitalisasi juga menghadirkan tantangan tersendiri. Generasi muda kini lebih tertarik pada konten visual yang disajikan secara instan melalui platform seperti YouTube dan TikTok, yang secara tidak langsung menggeser perhatian dari aktivitas membaca.

Budaya membaca belum menjadi kebiasaan yang dibentuk sejak dini di lingkungan keluarga maupun sekolah. Banyak anak-anak tumbuh tanpa teladan orang tua yang gemar membaca, dan pembelajaran di sekolah masih berorientasi pada hafalan, bukan pada eksplorasi dan pemahaman literatur.

Dampak Rendahnya Minat Baca, minat baca yang rendah dapat berdampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Di antaranya adalah lemahnya kemampuan berpikir kritis, rendahnya produktivitas, serta terbatasnya inovasi dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan teknologi. Selain itu, masyarakat yang kurang membaca cenderung lebih rentan terhadap penyebaran hoaks dan informasi yang menyesatkan.

Rendahnya minat baca di Indonesia merupakan persoalan multidimensional yang membutuhkan pendekatan lintas sektor. Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, dan pelaku industri untuk menciptakan ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan

Post a Comment

0 Comments