Komunis ingin menciptakan satu kondisi sama rasa dan sama rata di bidang materi, keadilan sosial, dan serba kecukupan. Kekuasaan sentralistik komunis menggerakkan semua sumber daya manusia dan sumber daya alam kepada arah yang sama dalam memperoleh kesejahteraan dan keadilan materiel. Inilah ciri dari sistem komunis atau sistem Timur.
Selain itu, komunis bersandar pada kekuasaan negara (raja), buruh, dan tani. Bagi mereka, buruh dan tani adalah pekerja yang menentukan segala-galanya sehingga penguasa sangat berharap pada dukungan keduanya (buruh dan tani). Buruh adalah masyarakat industri dan tani adalah masyarakat pertanian.
Perubahan sosial dalam sistem komunis harus diawali dari pengambilalihan alat-alat produksi melalui peran Partai Komunis, Artinya, perubahan sosial dimulai dari buruh atau kaum proletar yang didukung penuh oleh perjuangan partai (negara; raja). Tidak berlebihan jika dikatakan, sakaguru ajaran komunis adalah buruh dan tani, sedangkan partai menjadi sebuah keharusan sebagai lembaga wakil-wakil rakyat yang akan menentukan hak-hak dari kaum buruh dan kaum tani melalui sebuah sistem sentral. Untuk itu, komunisme berseberangan dan menentang kapitalisme yang menganut kepemilikan akumulasi modal pada individu. Pada prinsipnya, dalam sistem komunis, semua direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karenanya seluruh alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata.
Dalam pandangan kaum komunis, keberadaan orang-orang kaya hari ini adalah produk kezaliman masa lampau. Orang-orang kaya hari ini, di Indonesia misalnya, muncul karena dahulu pada zaman kolonial mereka merupakan pegawai-pegawai Belanda yang memiliki banyak tanah dan rumah gedong. Menurut kaum komunis, kekayaan mereka itu adalah produk dari sistem jahiliyah dan hal itu tidak halal (tidak adil).
Bagi kaum komunis, sistem kapitalis-liberalis adalah suatu sistem jahiliyah yang tidak adil. Oleh sebab itu, semua itu harus dinolkan kembali. Untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial, hak-hak pribadi ditiadakan dan semuanya adalah milik negara. Bahkan anak biologis pun setelah lahir menjadi tanggungan negara dan dididik oleh negara agar si anak tidak mengganggu pekerjaan orang tuanya.
Objek sasaran dari sistem keadilan dan kesejahteraan sosial tersebut adalah dunia global, dimana dunia tidak ada batas-batas negara. Kaum komunis memandang batas-batas negara sebagai sebuah kebodohan (sistem jahiliyah) dan menjadi produk akal bulus dari kaum imperialis. Sebagai contoh, Uni Soviet, dahulu antara Rusia dan Uzbekistan tidak ada batasan-batasan yang mendasar pada keduanya, kecuali dalam hal administrasi. mereka tidak membeda-bedakan suku, ras, dan agama selama tunduk pada sistem sentral komunis sehingga menjadi sebuah komunitas yang satu.
Karl-Marx dan Lenin seringkali disebut sebagai tokoh pencetus paham sosialis-komunis. Sesungguhnya, sistem komunis bukanlah murni hasil karya keduanya, tetapi hanya reinkarnasi dari pemikiran sistem Timur yang sudah ada berabad-abad yang lalu- bahkan sejak zaman Nabi Adam-dan kemudian kembali berjaya pada era Kerajaan Babilonia dan Media-Persia. Mereka adalah dua kerajaan besar yang menganut sistem Timur (Blok Timur) yang bertentangan dengan sistem Barat yang dipelopori oleh Kerajaan Yunani dan Romawi (Blok Barat). Dua sistem bumi yang silik berganti berkuasa pada zaman kuasa kegelapan (zhulumat).
Berdasarkan uraian singkat di atas dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya, komunis tidaklah sama dengan ateis. Dalam sudut pandang logic Al-Qur'an, tidak ada istilah ateis. Sebab, tidak ada satu pun manusia di dunia in yang tidak mempunyai ilah, bahkan orang atheist yang dalam tanda kutip "kafir" sekalipun memiliki ilah yang mana ilahnya adalah hawa nafsunya sendiri.
Bagi kaum komunis, sistem kapitalis-liberalis adalah suatu sistem jahiliyah yang tidak adil. Oleh sebab itu, semua itu harus dinolkan kembali. Untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial, hak-hak pribadi ditiadakan dan semuanya adalah milik negara. Bahkan anak biologis pun setelah lahir menjadi tanggungan negara dan dididik oleh negara agar si anak tidak mengganggu pekerjaan orang tuanya.
Objek sasaran dari sistem keadilan dan kesejahteraan sosial tersebut adalah dunia global, dimana dunia tidak ada batas-batas negara. Kaum komunis memandang batas-batas negara sebagai sebuah kebodohan (sistem jahiliyah) dan menjadi produk akal bulus dari kaum imperialis. Sebagai contoh, Uni Soviet, dahulu antara Rusia dan Uzbekistan tidak ada batasan-batasan yang mendasar pada keduanya, kecuali dalam hal administrasi. mereka tidak membeda-bedakan suku, ras, dan agama selama tunduk pada sistem sentral komunis sehingga menjadi sebuah komunitas yang satu.
Karl-Marx dan Lenin seringkali disebut sebagai tokoh pencetus paham sosialis-komunis. Sesungguhnya, sistem komunis bukanlah murni hasil karya keduanya, tetapi hanya reinkarnasi dari pemikiran sistem Timur yang sudah ada berabad-abad yang lalu- bahkan sejak zaman Nabi Adam-dan kemudian kembali berjaya pada era Kerajaan Babilonia dan Media-Persia. Mereka adalah dua kerajaan besar yang menganut sistem Timur (Blok Timur) yang bertentangan dengan sistem Barat yang dipelopori oleh Kerajaan Yunani dan Romawi (Blok Barat). Dua sistem bumi yang silik berganti berkuasa pada zaman kuasa kegelapan (zhulumat).
Berdasarkan uraian singkat di atas dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya, komunis tidaklah sama dengan ateis. Dalam sudut pandang logic Al-Qur'an, tidak ada istilah ateis. Sebab, tidak ada satu pun manusia di dunia in yang tidak mempunyai ilah, bahkan orang atheist yang dalam tanda kutip "kafir" sekalipun memiliki ilah yang mana ilahnya adalah hawa nafsunya sendiri.
0 Comments